Minggu, 25 November 2012

Final Softskill SIP


MENEMBUS BATAS SISTEM DENGAN
EKSPLOITASI PSIKOLOGI USER
Muhamad Iqbal
Rangkuman Jurnal 1
Tingkat kejahatan dunia maya tumbuh berbanding lurus dengan perkembangan di bidang informasi. Dalam kehidupan sehari-hari yang menuntut user untuk melakukan pekerjaan  tepat waktu serta pemanfaatan infrastruktur informasi. Keamanan pada suatu sistem tidak akan menjamin sepenuhnya user berada pada posisi yang aman, karena terdapat celah keamanan yang sangat besar yang tanpa disadari bahwa celah keamanan yang bisa di eksploitasi terdapat pada user itu sendiri. Dalam pengamanan data, salah satu teknik yang sangat popular adalah social
engineering.

Social engineering adalah suatu teknik yang digunakan untuk meyakinkan user agar mendapatkan informasi penting darinya, secara garis besar teknik ini dapat diartikan sebagai salah satu teknik menipu. Untuk dapat melakukan teknik ini dengan baik, seorang penyerang melakukan phising terhadap user/korban, phising atau memancing adalah suatu teknik  untuk melakukan suatu penjebakan. Phising memanfaatkan media email, website palsu, spyware dan media lainnya. Beberapa hal yang menyebabkan phising ini terus terjadi diantaranya:1). Ketidaktahuan atau kurang pengetahuan user, 2). Tampilan palsu yang menyesatkan, 3). Kurangnya perhatian pada indikator keamanan. Pada sisi lain, hal yang perlu dipahami secara umum menyangkut system keamanan teknologi informasi adalah tiga aspek penting yang dikenal dengan segitiga CIA, yaitu  confidentiality (kerahasiaan), integrity (keutuhan), dan availability (ketersediaan). Confidentiality adalah aspek keamanan yang menyangkut hak akses terhadap user, integrity adalah harus percaya bahwa informasi yang utuh tidak dimodifikasi selama terjadi proses transaksi informasi dan availability adalah ketersediaan informasi untuk dapat diakses user dalam jangka waktu tertentu.                                                     
Dalam penelitian ini, didapatkan hasil bahwa kecenderungan user dalam menggunakan media social sangat besar, user cenderung menggunakan Yahoo! Messenger, Facebook chating, IRC dan beberapa media online lainnya untuk berkomunikasi. Media social ini adalah salah satu media yang menjembatani user untuk dapat melakukan hubungan timbal balik dalam berkomunikasi  namun,  user  tidak begitu mengenal lawan bicara mereka hal itu didapatkan hasil 69.93% koresponden tidak mengenal dan ragu-ragu terhadap lawan bicara mereka di media social.

Jika demikian, eksploitasi terhadap user dapat dilakukan dengan berbagai metode pendekatan-pendekatan.  Facebook dalam hal ini sebagai media social yang berbasiskan konten web 2.0 yang mana seluruh isi dari web ini ditulis dan diisi sepenuhnya oleh user. Jika kita kaji dari segita Confidentiality, Integrity, and Availability (CIA), Facebook harus dapat menjaga kerahasiaan data-data user misalkan dengan menyediakan fasilitas pengaturan privacy sehingga user dapat mengkontrol informasi apa yang dapat dibagikan kepada publik, kedua mengenai keutuhan,  keutuhan data juga sangat diperlukan agar data tersebut dapat sampai dengan benar, dan terakhir adalah kesediaan, artinya website media social Facebook dapat diakses oleh seluruh pengguna, jika terjadi gangguan pada salah satu server, maka dapat digantikan oleh server yang lain. 
Scarcity (kelangkaan) yang merupakan salah satu sifat  dasar manusia dalam kasus ini adalah rasa cemas dan ketakutan akan data yang hilang. Setelah mengalami rasa takut ini, maka dengan teknik pelaku  social enginerring akan membawa korban kedalam alam bawah sadar dengan memberikan solusi yang sebenarnya adalah jebakan untuk user itu sendiri.

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI  UNTUK 
MENINGKATKAN KUALITAS DAN EFEKTIFITAS PENDIDIKAN  
Oleh: Ali Muhtadi *)
Rangkuman Jurnal 2



Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia secara holistik, yang memungkinkan ketiga dimensi kemanusiaan paling elementer yaitu: (i) afektif yang tercermin pada kualitas keimanan, ketakwaan, akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur serta kepribadian unggul, dan kompetensi estetis; (ii) kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk menggali dan mengembangkan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; dan (iii) psikomotorik yang tercermin pada kemampuan mengembangkan keterampilan teknis, kecakapan praktis, dan kompetensi kinestetis dapat berkembang secara optimal. Dengan demikian upaya untuk menciptakan sumber daya manusia indonesia yang berkualitas, unggul, dan kompetitif masih berada dipersimpangan jalan, belum berjalan efektif sesuai yang diharapkan.

Untuk mengatasi permasalahan  rendahnya kualitas dan efektifitas  pendidikan di negara kita, salah satu alternatif yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan  teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Kenapa dipilih teknologi informasi sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan kualitas pendidikan? Hal ini didasarkan pada fakta yang terjadi di negara-negara maju bahwa pemanfaatan teknologi informasi dalam penyelenggraraan pendidikan terbukti mampu menunjang peningkatan  kualitas pendidikan. Berikut merupakan sampel negara yang telah berhasil memanfaatan teknologi informasi dalam bidang pendidikan : SMU Lester B. Pearson di Kanada merupakan model pendidikan yang banyak memanfaatkan teknologi komputer. Sekolah ini memiliki 300 komputer untuk 1200 murid. Dan sekolah ini memiliki angka putus sekolah yang terendah di Kanada: 4% dibandingkan rata-rata nasional sebesar 30% 
Fakta di atas menunjukkan bahwa informasi yang diwakilkan oleh komputer yang terhubung dengan internet sebagai media utamanya telah mampu memberikan kontribusi yang demikian besar bagi proses pendidikan. Teknologi interaktif ini memberikan katalis bagi terjadinya perubahan mendasar terhadap peran guru: dari informasi ke transformasi, dan aktifitas siswa dari pasif menuju lebih aktif dan mandiri dalam mengakses pengetahuan yang mutakhir.
Teknologi informasi didefinisikan sebagai teknologi yang menggabungkan komputer dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi, yang membawa data, suara, dan video. Definisi ini memperlihatkan bahwa dalam teknologi informasi pada dasarnya terdapat  dua komponen utama yaitu teknologi komputer dan teknologi komunikasi. Teknologi komputer yaitu teknologi yang berhubungan dengan komputer termasuk peralatan-peralatan yang berhubungan dengan komputer. Sedang teknologi komunikasi yaitu teknologi yang berhubungan perangkat komunikasi jarak jauh, seperti telephon, feximil, dan televisi. 
Perkembangan teknologi informasi (TI) yang sangat pesat merupakan potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Internet sebagai anak kandung dari teknologi informasi menyimpan informasi tentang segala hal yang tidak terbatas, yang dapat digali untuk kepentingan pengembangan pendidikan. Dengan internet belajar tidak lagi dibatasi ruang dan waktu. Keberadaan teknologi informasi  bagi dunia pendidikan berarti tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program pembelajaran baik secara searah maupun  secara interaktif. Pemanfaatan teknologi informasi ini penting mengingat kondisi geografis Indonesia secara umum berada pada daerah pegunungan yang terpencar ke dalam banyak pulau-pulau. Dengan adanya teknologi informasi memungkinkan diselenggarakannya pendidikan jarak jauh, sehingga memungkinkan terjadinya pemerataan pendidikan di seluruh wilayah bumi Indonesia, baik yang sudah dapat dijangkau transportasi darat maupun yang belum dapat dijangkau dengan transportasi darat.
Dari paparan di atas dapat diambil kesimpulan antara lain:
1.  Upaya peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang lebih berkualitas merupakan mandat yang harus dilakukan bangsa Indonesia sesuai dengan tujuan negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.
2.  Pemanfaatan teknologi informasi dalam pendidikan mempunyai arti penting terutama dalam upaya pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan, dan peningkatan efektifitas pendidikan. 
3.  Untuk pengembangan teknologi informasi di lembaga pendidikan, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan, antara lain yaitu:
(1)   merancang dan membuat aplikasi database;
(2)   merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis portal, web, multimedia interaktif, yang terdiri atas aplikasi tutorial dan learning tool;
(3) mengoptimalkan pemanfaatan TV edukasi sebagai materi pengayaan dalam rangka menunjang peningkatan mutu pendidikan; dan mengimplementasikan sistem secara bertahap.
(4)   Pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas proses pendidikan antara lain meliputi; managemen sistem informasi (SIM),e-learning, media pembelajaran, dan pendidikan life skill.


 Aplikasi Pengenalan Karakter Manusia Melalui Bentuk Bagian Wajah
Menggunakan Metode Backpropagation
Tito Juliasmi

 Rangkuman Jurnal 3

Manusia memiliki karakter yang sangat bervariasi dan unik satu sama lainnya. Ilmu Psikologi banyak membahas mengenai pengenalan karakter, salah satunya melalui bentuk bagian wajah. Dalam penelitian ini input data berupa citra bagian wajah yang akan dikenali karakternya. Citra  bagian wajah yang akan diujikan pada aplikasi pengenalan karakter manusia berdasarkan bagian wajah ini melewati tahapan proses pengujian menggunakan metode Backpropagation Jaringan Saraf Tiruan. Bagian wajah yang akan di kenali adalah mata, alis, hidung dan bibir sebagai data input yang digunakan pada saat proses pengenalan karakter. Citra bagian wajah yang diinputkan pada aplikasi dimatchingkan dengan database sampel yang tersedia. Dari hasil pelatihan data sampel dan pengenalan citra input bagian wajah akan ditampilkan keterangan karakter berdasarkan data input yang sesuai dengan data sampel. Jika citra bagian wajah yang dinputkan tidak dikenali pada saat pengujian, maka akan dilakukan penyimpanan sampel terhadap  citra  tersebut untuk dijadikan tambahan database sampel bagian wajah.
Setiap manusia memiliki bentuk bagian wajah yang berbeda satu dengan lainnya. Ada banyak karakter manusia yang dapat dikenali dari bentuk bagian wajah tersebut. Salah satu ilmu yang sering dikaji oleh para ilmuwan terutama di bidang kedokteran dan psikologi yaitu ilmu Fisiognomi, berasal dari kata Inggris Physiognomy. Fisiognomi adalah seni membaca wajah dengan mengamati bentuk mata, hidung, alis, bibir dan lainya. Ilmu ini memungkin kita untuk membaca bagian wajah yang dapat menyampaikan defenisi karakter dari manusia.

Belakangan ini semakin tingginya tingkat populasi manusia, juga  berdampak pada tingginya tingkat kebutuhan psikologi manusia dalam membaca karakter orang-orang yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Terbatasnya jumlah psikolog di bandingkan populasi manusia, tidak memungkinkan psikolog dapat membaca karakter setiap manusia. Seiring berkembangnya zaman teknologi komputasi juga semakin berkembang pesat yang memungkinkan kita untuk dapat memanfaatkan sebuah perhitungan jaringan saraf tiruan. Jaringan saraf tiruan dapat di manfaatkan pada aplikasi pengenalan karakter manusia melalui bentuk bagian wajah, sebagai solusi pengganti psikolog dalam membaca karakter manusia. Penulis melakukan penelitian ini dengan memanfaatkan Neural Network atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Jaringan Saraf Tiruan (JST). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Backpropagation, pemilihan metode Backpropagation didasarkan karena metode tersebut menggunakan multilayer dan memiliki kemampuan lebih. Multilayer dapat memecahkan masalah lebih rumit daripada jaringan single layer, dan untuk Untuk klasifikasi masalah yang lebih sulit, jaringan multilayer seperti yang dilatih oleh  Backpropagation mungkin lebih baik.


Setelah menyelesaikan aplikasi pengenalan karakter manusia melalui bentuk bagian wajah meggunakan backpropagation ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan. Aplikasi ini dapat melakukan pengenalan terhadap karakter manusia melalui bentuk bagian wajah dari pas photo digital yang dijadikan sebagai input dengan menggunakan metode backpropagation. Metode backpropagation dapat mengklasifikasikan pola dengan baik untuk aplikasipengenalan karakter manusia melalui bentuk bagian wajah menggunakan metode backpropagation ini. Output dari aplikasi ini adalah keterangan karakter dari bagian wajah yang menjadi input. Untuk memperoleh hasil pengenalan dengan presentase kemiripan yang tinggi dan benar-benar sesuai dengan karakter sampel, maka dibutuhkan epoch dan hidden layer yang lebihtinggi meskipun membutuhkan waktu proses perhitungan yang lebih lama.


SISTEM PAKAR DALAM BIDANG PSIKOLOGI
Dina Andayati

Rangkuman Jurnal 4

Teknologi Informasi adalah istilah umum yang  menjelaskan  teknologi yang dapat membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan serta menyebarkan Informasi. Teknologi Informasi menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara dan video.  Pada perkembangannya teknologi informasi adalah bidang pengelolaan teknolgi dan mencakup berbagai bidang termasuk tetapi tidak terbatas  pada proses, perangkat lunak komputer, sistem informasi, perangkat keras komputer, bahasa pemrograman dan data konstruksi.Aplikasi teknologi informasi berkembang luas tidak hanya pada bidang sains, teknologi tapi juga bidang sosial.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengangkat topik  permasalahan pada bidang teknik informatika yang diaplikasikan pada bidang psikologi. Hal tersebut dilandasi pada persoalan yang akhir-akhir ini sering terjadi munculnya kesalah fahaman antar pribadi seseorang yang berakibat pertengkaran, pertikaiaan bahkan pembunuhan. Perkelahian antar siswa yang sering disebut dengan tawuran, antar penduduk yang saling ingin menguasai, antara anak dan orang tua dalam menentukan studi untuk masa depannya.
Aplikasi psikologi yang berkaitan dengan teknologi informasi akan dibahas tentang  tes psikologi online, yang indikatornya menggunakan  Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)  yang merupakan tes kepribadian yang menggunakan empat karakteristik dan mengklasifikasikan individu ke dalam salah satu dari 16 tipe kepribadian. Aplikasi psikologi yang lain yaitu yang berhubungan dengan penelusuran minat bakat siswa, siswa atau pengguna diminta memilih beberapa pilihan, dari beberapa pilihan itu akhirnya bisa dirangkum atau dideteksi akan minat dan bakat siswa.
Metode penelusuran dengan metode  Rothwell Miller Inventory Blank (RMIB)merupakan instrumen tes baku/formal yang dibuat oleh Rothwell-Miller, yang telah  banyak dipakai untuk mengukur bakat dan minat seseorang.  Tujuan sistem pakar ini dibuat yang pertama untuk mengetahui karakteristik seseorang, dengan mengetahui karakteristik seseorang, orang akan mudah memahami dan saling mengerti, sehingga bisa meminimalkan kesalahpahaman yang sering terjadi, yang kedua sistem pakar dibuat untuk mengetahui minat dan bakat siswa, sehingga antara orang tua dan anak tidak terdapat kesenjangan dalam menentukan studi. Manfaat yang diharapkan dengan adanya sistem pakar diperoleh

Sistem pakar merupakan sistem yang dirancang untuk dapat menirukan keahlian seorang pakar atau ahli dalam menjawab pertanyaan dan memecahkan suatu masalah. Tujuan utama sistem pakar yaitu untuk memasyarakatkan atau memindahkan secara efektif pengetahuan dan pengalaman para pakar kepada mereka yang bukan pakar. Pemecahan masalah diberikan pada pemakai melalui dialog dengan mereka. Sistem pakar membantu seseorang yang bukan pakar/ ahli dalam menjawab pertanyaan, menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan yang biasanya dilakukan oleh seorang pakar.

Manfaat sitem pakar dari aplikasi ini sendiri adalah digunakan untuk: bimbingan konseling, MBTI sangat berguna di dunia pendidikan dan pengembangan karier; pengembangan diri. MBTI bisa memahami kelebihan (Strength) diri sekaligus kelemahan (Weakness) yang ada pada diri sendiri, sehingga bisa lebih fokus mengembangkan kelebihan dan mencari cara memperbaiki sisi negatif yang dimiliki; memahami orang lain dengan lebih baik, MBTI membantu memperbaiki hubungan dan cara pandang seseorang terhadap orang lain. Bisa lebih memahami dan menerima perbedaan.

Sistem Pakar dari tes psikologi untuk kepribadian seseorang dan minat bakat, dapat menganalisa danmenarik kesimpulan, seperti halnya para pakar atau ahli. Sistim pakar yang ada dapat membantu menganalisa kepribadian  seseorang berdasarkan tes  Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)dan memprediksi pekerjaan yang cocok sesuai minat dan bakat berdasarkan tes   Rothwell Miller Inventory Blank (RMIB).




PEMBUATAN APLIKASI TES KEPRIBADIAN 

BERBASISKAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN 
VISUAL STUDIO.NET 2008
Irfan Budiman

Rangkuman Jurnal 5

Penulisan ini membahas tentang pembuatan aplikasi tes kepribadian berbasiskan sistem pakar menggunakan Visual Studio.NET 2008. Aplikasi tes kepribadian berbasiskan sistem pakar  ini merupakan aplikasi interaktif yang berfungsi untuk mengukur kepribadian umum yang dimiliki oleh seseorang. Aplikasi tes kepribadian berbasiskan sistem pakar ini, lebih mudah dan lebih cepat dalam proses pengukuran kepribadian dibandingkan metode terdahulu, sehingga memberikan banyak keuntungan dari segi penghematan waktu, tenaga, dan memudahkan kinerja  user dalam mengukur kepribadiannya masing-masing.
Pada masa sekarang ini perkembangan teknologi dan komunikasi dari waktu ke waktu dirasakan semakin meningkat pesat, terlebih lagi perkembangan di bidang teknologi komputer yang mendorong penggunaan dan pemanfaatan perkembangan teknologi tersebut secara luas di berbagai bidang dan aspek kehidupan, sehingga memudahkan masyarakat pada umumnya dan individu pada khususnya dalam menunjang kegiatan mereka sehari-hari.Salah satu contoh dari pemanfaatan dan penggunaan perkembangan teknologi komputer itu sendiri adalah  di dalam ilmu pengetahuan, yang terdiri dari berbagai cabang ilmu pengetahuan. Salah satunya ialah di dalam cabang ilmu Psikologi. Dalam praktiknya selama ini di dalam ilmu psikologi sebagian besar masih menggunakan cara - cara dan metode lama dalam proses memahami dan mempelajari sisi psikologis suatu objek. Objek yang dimaksud disini adalah manusia dengan segala sikap dan tingkah lakunya.

Salah satu metode lama yang masih banyak digunakan dalam ilmu psikologi yakni dengan cara membuat lembaran-lembaran questioner atau serangkaian pertanyaan yang akan diberikan kepada objek yang akan dipelajari, lalu questioner - questioner tersebut diisi oleh masing-masing objek, kemudian questioner tersebut dikumpulkan kembali dan dijumlahkan nilainya sehingga akan didapatkan  sebuah kesimpulan dari jumlah nilai tersebut. Tentunya hal ini dirasakan kurang efisien dan memakan waktu yang cukup lama dalam prosesnya, selain itu rasa jenuh rentan terjadi selama proses tersebut yang kemungkinan berdampak       pada kesimpulan yang dihasilkan.
Berdasarkan alasan tersebut penulis tertarik untuk mencoba membuat suatu aplikasi di bidang psikologi, khususnya pada sub bidang kepribadian dimana aplikasi tersebut menggunakan pengetahuan komputer di bidang kecerdasan buatan ( artificial intelegent technique atau ai ) khususnya cabang sistem pakar ( expert system ) yang sekiranya dapat mengatasi hal - hal tersebut dan juga dapat digunakan sebagai penunjang dalam bidang ilmu psikologi dan dapat digunakan bagi keperluan masyarakat dan individu pada umumnya.

Sistem  pakar  atau  expert  sistem  adalah  sebuah  perangkat  lunak  komputer yang memiliki basis pengetahuan untuk  domain tertentu dan menggunakan penalaran inferensi menyerupai seorang pakar dalam memecahkan masalah. Dalam melakukan pemecahan masalah, sistem pakar melakukannya sama seperti kita   berkonsultasi   dengan   pakar   langsung   yakni   dengan   memberikan   beberapa pertanyaan  yang  harus  dijawab  dengan  jujur  oleh  pemakai.  Dan  dari  jawaban  itu barulah akan dihasilkan suatu kesimpulan yang merupakan informasi atau solusi yang ditawarkan sistem pakar kepada pemakai. Pada  dasarnya  definisi  di  atas  sama  dan  secara  umum  dapat  disimpulkan bahwa sistem pakar merupakan program komputer yang bertindak sebagai konsultan. Dengan adanya sistem pakar, seseorang pemakai dapat berkonsultasi dalam memecahkan masalah layaknya berkonsultasi langsung dengan seorang pakar sesuai dengan  domain  masalah  tertentu  yang  diinput  ke dalam  sistem pakar  tersebut. Pengetahuan yang  digunakan dalam sistem problem domain sebagai   kebalikan   dari   pengetahuan   pakar khusus untuk satu tentang   tehnik   pemecahan   masalah   pada umumnya.
Berdasarkan pembuatan aplikasi yang telah dilakukan, diambil kesimpulan bahwa aplikasi tes kepribadian berbasiskan sistem pakar ini, lebih mudah dan lebih cepat dalam proses pengukuran kepribadian dibandingkan metode terdahulu, sehingga memberikan banyak keuntungan dari segi penghematan waktu, tenaga, dan memudahkan kinerja user (pemakai) dalam mengukur kepribadiannya masing-masing. Bagi masyarakat yang ingin mengetahui ukuran kepribadiannya, mereka dapat menggunakan aplikasi ini sebagai referensi, dan bagi para mahasiswa khususnya mahasiswa psikologi, aplikasi ini dapat dijadikan tambahan untuk mendukung studi mereka terutama untuk sub bidang pengukuran kepribadian. Namun demikian, aplikasi tes kepribadian berbasiskan sistem pakar ini tidak bisa menggantikan seorang ahli karena dia pakar di bidangnya.


 Referensi :
1.Iqbal. M. (2012). Menembus Batas Sistem Dengan Eksploitasi Psikologi User. Universitas Andalas.Journal Penelitian, Vol 1 No 1
2.Muhtadi, A. (.......). Pemanfaatan Teknologi Informasi Untuk Meningkakan Kualitas Dan
Efektifitas Pendidikan, Vol 3 no 1
3.Juliasmi, T. (20xx). Aplikasi Pengenalan Karakter Manusia Melalui Bentuk Bagian Wajah  Menggunakan Metode Backpropagation. Tehnik Informatika. Vol 3 no XX
4.Andayati. D. (2012). Sistem Pakar Dalam Psikologi. Yogyakarta, Vol 1 no 1
5.Budiman, R. (2008). Pembuatan Aplikasi Kepribadian Berbasiskan Sistem Pakar Menggunakan Visual Audio. Universitas Gunadarma.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar